SRI WAHYUNINGSIH Nyimas Bekel Larasati

“Perkembangan budaya kini semakin meningkat pesat, dimana kemajuan regenerasi anak muda kembali mengangkat budaya seperti ketoprak, wayangan, pentas seni tradisi, dll. Tinggal bagaimana caranya mengolah agar para generasi yang masih berjiwa ini tidak mudah bosan dan budaya tetap lestari,”ujar pemilik nama lengkap Sri Wahyuningsih ini.”

SRI WAHYUNINGSIHBerbekal ketekunannya dalam menjalani profesi, Sri Wahyuningsih pun mendapat gelar Nyimas Bekel Larasati. Pesinden Keraton yang telah mengabdi sebagai Abdi Dalem sejak 2014 lalu ini berkeinginan untuk menggali lebih karya dan potensinya, khususnya gendhing kuno agar semakin menambah wawasan hingga nanti bisa diajarkan kepada siapapun.

Terlahir dari keluarga seni dan kecintaannya pada dunia seni membawa Sri Wahyuningsih Menjadi seorang seniman sebagai Sinden Keraton. Tak hanya itu, Sri Wahyuningsih bahkan juga menjadi seorang pendidik disebuah sekolah seni yaitu SMKI di kota Yogyakarta. Bakat dan minat ini tadinya belum begitu ia gemari namun saat ia mulai mendalami selama pembelajarannya di sekolah pada tahun 2004, perempuan kelahiran Temanggung ini akhirnya memantapkan dirinya untuk terus berkecimpung di dunia tarik suara sinden.

Setelah lulus dari studi karawitan di ISI Yogyakarta, Nyimas Bekel Larasati ini mendapat kesempatan dinas ke luar negeri bersama Gusti Yudhoningrat. Dan dari situlah kemudian ia berminat untuk bergabung menjadi Abdi Keraton. Ia pun merasakan pengalaman luar biasa ketika harus berhadapan banyak orang tua yang usia sepuh, lalu seluk-beluk adat istiadat Keraton, kemudian tata cara bersikap dengan Raja dan harus kembali bersikap sebagaimana perempuan Jawa sesungguhnya.

Sebagai Bekel muda di Keraton, selain profesi sinden, ia juga menggali gendhing-gendhing lama. Karya empu empu jaman terdahulu pun ia pelajari ketika sowanan sareng bersama bekel tua dan bekel muda, mulai dari notasi hingga penafsiran cengkok sindenannya dengan patokan tertentu. Selain kesibukan menjadi pengajar seni dan seorang istri, tak mudah baginya untuk terus menjaga daya tahan kesehatan badan dan komitmen, terutama berkarya dalam menggeluti profesi dengan senang hati sebagai Abdi Dalem Pesinden Keraton. Bersama Bekel Sinden lainnya, suara Nyimas Bekel Larasati bisa anda dengarkan di siaran Adiluhung RRI setiap selasa wage (wagen) yang disiarkan diseluruh Indonesia bahkan hingga mancanegara.

Dalam rangka keingintahuannya dalam mencari Sinden gaya Jogja asli inilah yang terus mamacu Nyimas Bekel Larasati untuk terus belajar gendhing Jawa khususnya Keraton Ngayogyakarta. Tak hanya itu, tantangan lainnya adalah harus pandai membawa diri untuk menyesuaikan pola di Keraton yang berbeda dengan kehidupan keseharian. Selama menjadi Abdi Dalem Pesinden rasa penasaran akan ilmu dari Keraton inilah yang terus dicari dan dipejari, sebab untuk menjadi sinden tidak hanya bisa mengolah vokal tradisi suara saja, kan tetapi sinden juga harus bisa menguasai semuanya,” tutup Sri Wahyuningsih yang bercita-cita menjadi seorang guru sinden professional ini.