Pesona Wayang Kapi-Kapi di Wayang Jogja Night Carnival 2019

Kota Jogja memiliki beragam keistimewaan. Ada suatu event tahunan terbesar di kota Jogja yang dibuat oleh Pemerintah Kota Jogja dengan nama Wayang Jogja Night Carnival. Event ini menghadirkan Wayang Kapi-Kapi yang asal muasalnya ada pada pemerintahan Sri Sultan Hamengkubowono VIII. Wayang Kapi-Kapi adalah sebuah wayang manusia dengan karakter perpaduan hewan, biasanya bertubuh kera dengan kepala hewan lain. Wayang Kapi-Kapi hanya ada di Yogyakarta. Setelah tahun-tahun sebelumnya mendapat banyak respon positif dari masyarakat, tahun ini Wayang Jogja Night Carnival akan kembali digelar ke empat kalinya yang diselenggarakan pada tanggal 7 Oktober 2019 di sekitar Tugu Pal Jogja. Bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Kota Jogja ke 263, event kali ini mengusung tema Ringgit Warna Kagungan Dalem Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat atau biasa dikenal Wayang Kapi-Kapi.

Pada tahun ini terdapat 14 wayang Kapi-Kapi akan diperagakan oleh 14 kecamatan yang ada di kota Jogja. Tiap kecamatan akan menampilkan tokoh wayang wayang memiliki filosofi yang berbeda dengan yang lainnya. Ini terbilang unik lantaran wayang kapi-kapi memiliki bentuk perpaduan bagian tubuh hewan yang merepresentasikan kehidupan di dunia. Misalnya Wayang Kapi Wraha yang berbadan kera namun kepala babi hutan yang di mana tidak terpisahkan dari bala bala tentara Pancawati. Babi disimbolkan dengan manusia yang malas. Ada juga Wayang Kapu Sembawa yang memiliki badan dan ekor kera namun kepala singa, ia bertugas sebagai prajurit yang membawa semangat berperang pada para prajurit kera.

Pada saat sore menjelang malam, lokasi di sekitar Tugu Pal Jogja sudah ramai dikunjungi oleh masyarakat, termasuk wisatawan lokal maupun asing. Aksi pawai Wayang Kapi-Kapi juga dimeriahkan dengan pesta kembang api. Event ini juga diramaikan oleh 7 seniman professional sekaligus sebagai tim kreatif yang membantu peserta karnival dalam mengawal proses produksi peserta, di antaranya adalah KPH Notonegoro dan Ali Nursotya Nugraha. Diharapkan masyarakat dari dalam maupun luar Jogja dapat mengenal budaya wayang kapi-kapi yang jarang go public atau terekspos.