MUDA DAN BERKONTRIBUSI

ADULTVINE PRITA WIJAYANTI

MYMAGZ-JULI-2016-FINAL-page-22Dinobatkan sebagai Diajeng Sleman 2016 pada Mei lalu, Adultvine Prita Wijayanti yang akrab dipanggil Vivin saat ini tengah disibukkan dengan kegiatan seputar Dimas Diajeng Sleman dan proyek akhir kuliahnya. Selain itu, mahasiswi D4 Teknik Pengelolaan dan Pemeliharaan Infrastruktur Sipil UGM ini memiliki ketertarikan terhadap bidang pembangunan infrastruktur sejak kecil.

Lahir di Pati, Jawa Tengah, perempuan cantik ini mengikuti pemilihan Dimas Diajeng atas dorongan teman-temannya yang menganggapnya memiliki potensi sebagai generasi muda yang memberi inspirasi. “Selain semangat dari teman-teman, jurusan di Teknik Sipil sangat berkaitan dengan infrastruktur di pembangunan, lingkungan, dan pariwisata. Sehingga melalui Dimas Diajeng ini ingin sekaligus memberi tahu ke masyarakat luas bahwa kita harus mencintai lingkungan dan menjaga atau memelihara infrastruktur daerah kita,” tutur perempuan yang hobi bernyanyi dan bermain musik ini.

Sejak kecil memiliki cita-cita untuk turut berkontribusi dalam bidang pembangunan prasarana sebuah kota atau daerah, pengagum Ahok ini mengaku bahwa cita-citanya ini terinspirasi oleh ayahnya. “Meskipun bukan dari latar belakang Teknik Sipil tetapi ayah banyak membantu mengarahkan saya untuk terjun di bidang ini,” tutur dara yang ingin bekerja di pemerintahan bidang infrastruktur ini. Sebagai Diajeng Sleman sekaligus mahasiswi Teknik Sipil mendorongnya untuk menunjukkan kepada generasi muda lainnya bahwa penting untuk menjaga lingkungan dan infrastruktur, terutama tinggal di daerah yang memiliki potensi wisata yang tinggi.

“Saat ini saya sedang merancang atau merencanakan pengelolaan dan pemeliharaan sebuah embung yang dapat mencegah banjir di Sleman dan Yogyakarta,” tutur Vivin. Selain dipadatkan dengan kuliah dan kegiatan Dimas Diajeng, Vivin turut merayakan lebaran meskipun sebatas sebagai ajang berkumpul bersama keluarga besar, “saya tidak merayakan lebaran, tetapi saya dari keluarga yang ‘Bhineka Tunggal Ika,’ jadi biasa ikut perayaannya dari hari pertama hingga keempat. Biasanya keliling mengunjungi saudara, dari Solo, Boyolali, hingga Pati. Menurut saya, dalam perbedaan itu kita bisa saling menghargai dan saling menghormati,” kata Vivin menutup obrolan.