MENULARKAN SEMANGAT MELALUI PRESTASI

AGA PRASTOMO

aga“Apapun yang orang lain lakukan kepada kamu tetaplah berbuat baik. Tiap hal baik yang dilakukan akan memberikan nilai positif, jadi tetaplah berbuat baik.”

Lahir dari dua budaya yang berbeda, Betawi dan Yogyakarta, turut mempengaruhi kecintaannya terhadap kebudayaan. Gagah Bowo Prastomo atau akrab dipanggil dengan nama Aga Prastomo aktif mengikuti ajang perlombaan yang dapat menularkan semangatnya terhadap kebudayaan kepada generasi muda. Masih aktif sebagai Duta Polda 2015, Mister Tourism Indonesia DIY 2016, dan Dimas Diajeng, lulusan Sekolah Perhotelan ini ingin memberikan hal-hal positif pelestarian kebudayaan Jawa di tengah gencarnya arus modernitas memasuki kehidupan anak muda.

Menurutnya dengan mengikuti berbagai ajang perlombaan membuka banyak peluang, relasi, dan pengalaman baru. “Melalui berbagai kegiatan yang saya ikuti menunjukkan bahwa setiap pencapaian itu memerlukan perjuangan. Mengikuti berbagai ajang ini dapat menjadi benteng untuk diri kita sendiri, misalnya dengan menjadi Duta Polda DIY maka saya harus tertib lalu lintas, tidak mengebut di jalan, menjadi contoh yang baik untuk orang lain,” terang anak pertama dari dua bersaudara ini.

Selain sibuk di berbagai kegiatan, pria yang hobi memasak ini juga menjalankan tradisi Jemparingan atau Panah Jawa. “Saya biasanya latihan di Kestalan, Pura Pakualaman. Saya tertarik dan bergabung dengan Jemparingan sejak tahun 2009, saat itu anak mudanya yang bergabung belum sebanyak sekarang. Menurut saya, Jemparingan harus terus dilestarikan supaya semakin luas generasi muda yang menjalankan, dan tradisi terus ada sampai ke generasi-generasi selanjutnya,” ungkapnya dengan semangat.

Kesukaannya bermain Jemparingan selain sebagai salah satu cara meneruskan kebudayaan Jawa juga memiliki banyak manfaat dan kesenangan. “Melakukan kegiatan Jemparingan dapat memberikan fokus dan itu sangat baik untuk keseharian kita. Memperoleh ketenangan hati, karena saat melepaskan anak panah kita harus tetap tenang, tidak boleh gegabah. Melihat tujuan dalam satu titik sekaligus memperhatikan alam, seperti keadaan angin,” tambah Aga.

Di tengah gempuran gadget, media sosial, dan internet pada lingkup anak muda ia mengharapkan supaya generasi muda tetap menjalankan budaya dan tradisi Jawa supaya tidak luntur. Menurutnya budaya adalah jati diri. “Budaya menggambarkan siapa kita, dari mana kita berasal. Dengan melestarikan budaya berarti kita turut menghargai asal usul kita dan memperkuat posisi kita di tengah zaman modern ini,” tutur penyuka jogging ini menutup perbincangan.