ANEKA KULINER KHAS KOTAGEDE

Kotagede merupakan area heritage yang menyimpan sejarah mengenai kemunculan Kerajaan Mataram Islam. Wilayah ini semula adalah hutan yang dikenal dengan nama Alas Mentaok sebagai hadiah yang diberikan kepada Ki Gede Pemanahan oleh Sultan Hadiwijaya, penguasa Kesultanan Pajang di Jawa Tengah. Kemudian oleh Ki Gede Pemanahan dibangun desa kecil yang perlahan berkembang pesat. Setelah Ki Gede Pemanahan wafat, kekuasannya digantikan oeh sang putra yang bergelar Senopati Ingalaga. Pesatnya pertumbuhan menjadikan kota ini ramai dan makmur yang kemudian disebut Kotagede atau Kota Besar.

Hingga kini, situs-situs sejarah seperti Komplek Makam Raja dan Keluarga, Komplek Masjid Mataram Kotagede, Benteng Cepuri, Watu Gilang masih anggun berdiri, sehingga memberikan nuansa sejarah yang kental di sekitar Kotagede. Selain kisah histori yang menarik, Kotagede juga memiliki kuliner yang unik dan menarik yang patut dicicipi.

KUE KEMBANG WARU

kue-kembang-waruKuliner khas Kotagede ini lahir sejak zaman Kerajaan Mataram Senopati. Kue ini terinspirasi dari bentuk Pohon Waru yang tumbuh subur di sekitar Pasar Gede Kotagede. Termasuk salah satu kue yang disukai oleh kerabat-kerabat Kraton, dulunya kue kembang waru biasanya tersedia di hajatan kerabat Kraton, seperti khitanan, pernikahan, dan lainnya. Kini keberadaan kue kembang waru ini mulai langka, hanya beberapa keluarga yang masih melestarikan kuliner heritage ini, salah satunya adalah Pak Basiran atau Pak Basis, yang beliau kerjakan bersama istri. Selain aktif sebagai pelaku seni dan budaya, Pak Basiran juga berjualan kue kembang waru ini dari tahun 1983. Usaha ini dilakukan beliau dan istrinya di kediamannya di Bumen Kotagede sebagai showroom sekaligus dapur kue lezat ini. Menurut beliau, tinggal 6 keluarga yang melestarikan kue kembang waru. Proses pembuatan kue ini dilakukan dengan cara tradisional. “Untuk alat pemanggangnya masih tradisional, saya membuatnya sendiri dari bahan kaleng dan dipanggang di atas arang,” tutur Pak Basis. Meskipun dikerjakan secara sederhana dan tradisional namun rasa kue kembang waru ini manis dan lezat yang cocok untuk semua kalangan.

KIPO

kipoNama kudapan khas Kotagede ini bermula dari sebutan ‘Iki Opo?’ atau ‘Apa Ini?’ yang kemudian berkembang menjadi akronim kipo. Warisan kuliner Kotagede ini sebelumnya merupakan panganan langka. Kemudian pada tahun 1986 dipopulerkan kembali oleh Ibu Paijem Djito Suhardjo melalui ajang perlombaan makanan berbahan tepung ketan. Ia membuat kudapan yang resepnya didapatkan dari Mbah Mangun Irono, orang tuanya. Kipo ini merupakan kudapan kecil sebesar jempol yang ditata di atas daun pisang. Berwarna hijau dan terlihat agak coklat karena terdapat enten-enten atau kelapa muda parut yang dicampur gula jawa di dalam kipo. Panganan ini dipanggang di atas wajan tanah liat dan warna hijau pada kipo didapatkan dari daun suji. Di setiap bungkus terdapat 5 butir kipo yang disusun berjajar di atas daun kelapa. Perpaduan rasa manis dan gurih dalam kipo ini memang selalu membuat rindu karena kudapan ini hanya dijual di sekitar Kotagede. Dengan harga yang terjangkau, hanya sekitar Rp 1.700,- di setiap kemasan, para penikmat kipo disarankan untuk membelinya di pagi hari di barat Pasar Kotagede atau area dalam Pasar Kotagede.

YANGKO

yangkoSelain kipo dan kue kembang waru, Kotagede juga terkenal dengan pembuat Yangko. Yangko merupakan kudapan asli Kotagede yang terbuat dari beras ketan, gula pasir, dan biasanya di dalamnya terdapat kacang. Panganan yang menyerupai kue moci ini, konon yangko dipercaya sebagai makanan yang dibawa oleh Pangeran Diponegoro saat bergerilya karena jenisnya yang dapat bertahan lama. Nama yangko berasal dari kata ‘kiyangko,’ atau ‘niki tiyang Kotagede’ yang berarti ‘orang Kotagede,’ kemudian akhirnya dilafalkan menjadi yangko. Makanan ini mulai dikenal masyarakat luas pada tahun 1939. Yangko berbentuk kotak dan memiliki tekstur empuk dengan rasa manis. Setiap yangko dibungkus dengan plastik dan dikemas dalam kotak. Di setiap kotaknya terdapat sekitar 30 buah yangko. Jika kue kembang waru dan kipo hanya tersedia di Kotagede, anda dapat membeli dan menikmati yangko tidak hanya di Kotagede melainkan di hampir seluruh toko oleh-oleh di Yogyakarta.