ANDY ALYSON “DIRIKAN OMAH GUYUB SEBAGAI WADAH UNTUK BERKARYA”

“Tumbuh dan mengenal kesenian sejak kecil dari lingkungan seni dimana ayahnya adalah seorang pelukis, penulis dan sekaligus pemusik juga, secara tidak langsung telah menjadikan pribadi Andy Alyson ikut jatuh cinta pada dunia seni. Awalnya, pria yang kerap disapa Andy ini menggeluti dunia seni lukis, akan tetapi ditengah perjalanannya menuntuk ilmu di SMSR ia menemukan ketertarikan baru di bidang seni musik yang akhirnya menuntun ia lolos di sekolah SMM dengan mayor Biola tanpa meninggalkan dunia lukis.”

ANDY

Sejak kapan menyukai dan bergelut dengandunia musik?
Setahun bergabung dengan komunitas akhirnya saya bertekad kembali melanjutkan dan memperdalam seni musik ke studi Program Penyajian ISI Yogyakarta dan berhasil lulus pada tahun 1995 dengan mendapatkan dua ijazah sebagai D3 Penyaji Musik dan S1 Musikologi. Selama di musikologi juga mendapat dasar musik klasik sehingga merasa musik etnik terkesan lebih matang, namun hingga sekarang saya lebih memilih musik tradisional. Akhirnya saya mendirikan komunitas Omah Guyub. Di Omah Guyub ini ada orchestra, studio rekaman, penginapan, program apresiasi seni musik, performance, dan program seni yang lain seperti penghargaan untuk seniman senior. Tujuan dari program ini penting untuk menghilangkan istilah usia tidak produktif, padahal kenyataannya di usia 60-an masih marak seniman yang tetap berkarya.

Kapan dan bagaimana proses berkarya anda?
Ketika inspirasi datang, atau biasanya inspirasi itu muncul setelah melihat warna-warni ketika menonton pameran, melukis, melihat tari, teater, maupun berjalan ke suatu tempat. Dan kebanyakan inspirasi saya ini muncul dari kehidupan pribadi maupun kehidupan sekitar saya.

Siapa yang menginspirasi anda di bidang kesenian ini, dan mengapa?
Para seniman senior khususnya di Sanggar Bambu yaitu pak Untung Basuki ialah seorang seniman, sutradara, actor, pemusik, dan pelukis dengan usia saat ini hampir 70 tahun dengan disiplin juga dengan jiwa leadership dan cara hidupnya yang patut jadi panutan bagi generasinya.

Apa saja tantangan ketika membuat musik?
Pada saat datang inspirasi itu ada gangguan dimana saya harus bekerja dengan kesibukan lain. Tantangan yang sifatnya positif yaitu ketika membuat minimalis dengan instrument dan melody sederhana tapi indah untuk didengarkan.

Apa keseruan dalam menekuni dunia bermusik yang anda jalani ini?
Kalo untuk idealis, saya ingin memenuhi kebutuhan diri sendiri tapi saat karya disenangi atau diapresiasi orang lain itu lebih bahagia dan bernilai lebih bagi saya pribadi. Dan saat ini saya bersama kedua teman saya, Iqbal dan Wukir sedang berjuang untuk mengangkat musik tradisi ini dan bisa dibanggakan oleh bangsanya sendiri.

Bagaimana upaya untuk mengajak generasi mempertahankan dan merawat budaya dan seni ini?
Saya senang mengajar anak muda untuk lebih bisa mengapresiasi banyak seni jangan hanya satu seni guna memperkaya jiwa masingmasing. Dimana nanti di Omah Guyub ini akan diadakan workshop di bidang saya dulu musik misalnya. Jadi, lebih baik bangga dengan karya sendiri meskipun simple dan sederhana daripada membawakan lagu orang lain yang hebat. Jadi sesederhana apapun bahkan tak diterima dimasyarakat pun tidak masalah yang penting itu jangan berhenti berkarya.

Pesan anda untuk generasi muda terhadap seni budaya tanah air?
Jangan menunggu diambil alih orang lain dulu barulah menyadari. Jadi kembalilah mengapresiasi berbagai cabang seni agar bisa merawat warisan budaya tanah air kita sendiri.