Aku Mau! Karya Wanita Indonesia Pengingat Perjuangan RA Kartini

21 April menjadi tanggal yang sangat bersejarah bagi Wanita Indonesia. Hari dimana kemerdekaan bagi kaum wanita di Indonesia dalam mendapatkan hak, kesetaraan dalam menimba ilmu, khususnya bagi kaum pribumi. Raden Adjeng kartini merupakan sosok yang berjasa dalam memperjuangkan emansipasi wanita di Indonesia. Sehingga setiap hari ulang tahunnya, wanita Indonesia ikut merayakan sebagai Hari Kartini Karena mengenang semua jasanya terhadap kaum wanita. 

Dalam memperingati Hari Kartini setiap tanggal 21 April, Grand Ambarrukmo Yogyakarta mengadakan pameran seni rupa kontemporer perdana dengan mengusung tema “Menuangkan Spirit dari Sosok Pahlawan Nasional Kartini”. Pameran Seni Rupa dengan tajuk “Aku Mau” diambil dari semboyan RA Kartini: “Aku mau!’ Dua patah kata yang ringkas itu sudah beberapa kali mendukung dan membawa aku melintasi gunung keberatan dan kesusahan. Kata ‘aku tiada dapat!’ melenyapkan rasa berani. Kalimat ‘aku mau!’ membuat kita mudah mendaki puncak gunung”. Semboyan itu menjadi spirit pameran ini, diterjemahkan menjadi karya, dijadikan kampanye kecil dari para seniman ini untuk menunjukkan sisi lain dari Kartini, juga menandakan bahwa para seniman yang melibatkan sangat boleh menuangkan apa yang dialaminya menjadi karya. 

Pameran kali ini, terdapat sejumlah 36 karya lukisan dari perupa perempuan Indonesia yaitu Dyan Anggraini, Astuti Kusumo, Mola, Rina Kurniyati, dan Ulfah Yulaifah yang dipamerkan terbuka untuk masyarakat umum di public area hotel. Kelima seniman ini menuangkan ekspresi dan perasaannya menjadi sebuah karya dalam rupa-rupa berbeda. Digambarkan tentang bagaimana menjadi manusia yang tahu mau seperti yang kartini contohkan sesuai versi masing-masing. Mereka mengaktualisasikan inspirasi kartini untuk memahami apa arti kemerdekaan jiwa bagi setiap orang. 

Dari sejumlah karya-karya kelima seniman, pameran Aku Mau setidaknya telah mengingatkan kita tentang sejumlah kata-kata kartini yang sangat menginspirasi. Tulisan-tulisannya yang amat berdaya itu terbawa lagi oleh kelima seniman ini menjadi sesuatu yang lebih berdaya dalam bentuk karya yang lain. Mereka mengampanyekan sebuah pesan penting. Bahwa manusia yang tahu mau akan meraih kemerdekaan jiwanya.