WIRAMA, WIRAGA, WIRASA, CERMINAN HIDUP MANUSIA MENURUT KI HAJAR DEWANTARA.

Sebuah refleksi diri dimana waktu akan terus berjalan dan kita akan terus bergerak maju. Untuk mencapai sebuah kemajuan, kita akan melalui tiga pembagian masa yaitu masa lalu, masa kini, dan masa depan. Masa lalu kerap menghadirkan rasa penyesalan, ingatan yang tidak diinginkan, atau kenangan. Tetapi masa lalu juga dapat diartikan menjadi sejarah. Apa yang terjadi di masa lalu tentu bisa dilupakan karena keterbatasan ingatan. Namun waktu terus bergerak maju, begitu pula dengan kebudayaan di sekitar kita. Tanpa kita sadari pola hidup kita semakin berubah, berbagai penemuan untuk melengkapi kehidupan dapat kita sebut sebagai kemajuan. Untuk menghadapi masa depan, kita perlu melihat kembali sejarah yang sempat ditinggalkan, yang sekiranya diperlukan untuk masa mendatang.

Untuk itu, Festival Kebudayaan Yogyakarta 2019 mengadakan suatu program acara yang konsepnya berasal dari metode Pendidikan dan kebudayaan Ki Hajar Dewantara bernama Wirama, Wiraga, Wirasa yang berarti Keteraturan, Keindahan, dan Kelembutan. Metode ini dapat dimaknai ulang sebagai unsur penting dalam kehidupan kita. Wirama atau Ritme mempersoalkan bagaimana dugaan atas apa yang berubah dari kehidupan kita. Ritme hidup yang berubah disebabkan oleh pembangunan, gagasan modern, dan kemajuan. Dalam hal ini FKY 2019 menampilkan program wirama dalam suatu wujud pameran seni rupa sebagai pendekatan dalam praktik dan pemaknaan seni di Yogyakarta.

Wirasa atau rasa menekankan kecakapan emosi yang terasah seiring proses pembelajaran. Setiap aktivitas yang kita lakukan selalu diiringi dengan rasa. Dengan memaknai ulang metode Pendidikan Sari Swara yang menggunakan unsur suara dan sastra dalam proses belajar. Program Wirasa berfokus pada music dan komposisinya. Program ini meliputi Lokakarya Komposisi Musik yang membawakan konser bertajuk Sari Swara, dengan mengajak peserta lokakarya untuk mengubah komposisi Kinanthi Sandhung dengan berbagai genre music atau menciptakan lagu dolanan anak.

Wiraga berkaitan dengan penampilan, keahlian, dan performativitas yang bermuara pada satu hal. Perilaku dan pengalaman dalam proses pembelajaran perlu melibatkan darah dan daging dalam Pendidikan. Pendidikan bukan berarti soal menghafal untuk mempersiapkan ujian, tetapi bagaimana cara kita memahami dan mengalami apa makna dari Pendidikan. FKY 2019 mengaktivasi program wiraga berupa instalasi seni publik mobil kayuh yang digelar bersamaan dengan Wayang kulit. Seni instalasi publik ini merupakan hasil kolaborasi paguyuban mobil kayuh yang menitikberatkan pada kebudayaan tradisional aksara jawa melalui medium rupa dan cahaya.