SANG LEGENDA PENCETUS BATIK INDONESIA

Ndalem Hardjonagaran, itulah sebutan bagi rumah kuno di Jalan Yos Sudarso milik maestro batik Go Tik Swan. Pagar tinggi menutup kawasan luas dalam rumah, selain area utama, terdapat pula ruang gamelan, pendapa pugeran, bangsal pameran, los pembatikan, kandang derkuku, perpustakaan, hingga besalen. Tetapi hal yang menarik terdapat puluhan patung purbakala di sana. Ada sekitar 40 patung yang tertata rapi di setiap sisi bangunan yang ada.

go tik swanPanembahan Hardjonagoro yang mempunyai nama asli Go Tik Swan adalah orang yang punya pengaruh besar kebudayaan Solo. Tak hanya di Solo, Hardjonagoro bahkan punya peran besar bagi perkembangan batik di Indonesia. Batik Indonesia lahir dari tangannya atas permintaan Presiden Soekarno dengan nama  “Batik Hardjonagoro.” Go Tik Swan atau Tik Swan Hardjono lahir pada 11 Mei 1931 di Solo dan wafat pada tanggal 3 November 2008 dalam usia 77 tahun. “Panembahan Hardjono tidak hanya seorang maestro batik, beliau juga seorang ahli tari, ahli keris. Beliau juga senang mengumpulkan arca dari berbagai penjuru daerah yang jumlahnya hingga 40-an arca.” terang KRA Hardjosoewarno, ahli waris Hardjonagoro.

go tik swan 2Karena tak mempunyai keturunan, maka ia memilih pasangan suami istri Hardjosoewarno dan Supiyah menjadi ahli warisnya. Hardjosoewarno dan Supiyah diberi hak dan tanggung jawab untuk merawat serta melestarikan harta kekayaan Hardjonagoro yang berada di Ndalem Hardjonagaran seisinya, termasuk batik dan besalen keris yang telah dibangun Hardjonagoro. Sejak lama Supiyah telah dipersiapkan untuk meneruskan Batik Indonesia yang telah dirintis Hardjonagoro, sementara Hardjosoewarno telah dipersiapkan untuk mewarisi ilmu tosan aji atau benda pusaka seperti keris.

go tik swan 3“Beliau merupakan keturunan Tionghoa, tapi beliau lebih Jawa daripada orang Jawa.” kata KRA Hardjosoewarno. Batik Indonesia karya Go Tik Swan merupakan perkawinan batik klasik Keraton Surakarta dan Yogyakarta dengan gaya pesisir utara Jawa Tengah, terutama Pekalongan. Beberapa masterpiece motif batik ciptaannya adalah batik Parang Bima Kurda, Sawunggaling, Kukila Peksa Wani, Radite Puspita, Pisan Bali, dan masih banyak motif lainnya. Sebagai contoh batik Sawunggaling karya Go Tik Swan menceritakan pertarungan dua ayam jantan, padahal mulanya Sawunggaling adalah nama tokoh heroik dalam cerita rakyat Jawa Timur yang berjuang membela rakyat jelata memerangi penjajah Belanda. Batik Sawunggaling karya Go Tik Swan memadukan warna campuran soga dan merah dengan latar hitam. Terdapat banyak sekali karya batik yang diciptakan Go Tik Swan, baik yang bergaya baru atau Batik Indonesia ataupun batik yang bergaya klasik. Di antara batik yang istimewa adalah batik Parang Bima Kurda yang diciptakan khusus untuk Bung Karno, Tumurun Sri Narenda untuk Pakubuwana XII, dan Parang Mega Kusuma untuk Presiden Megawati Soekarnoputri.

go tik swan 4Ia merupakan sosok yang benar-benar mencintai kebudayaan Jawa, tidak sekadar membatik, ia juga senang menonton pertunjukan wayang, mengoleksi keris, menabuh gamelan, menari Jawa klasik, dan menembang Macapat. Di dalam komplek Ndalem Harjonegaran terdapat banyak arca dan benda-benda kuno. Beberapa koleksinya antara lain Wayang Gedod yang telah berusia lebih dari 100 tahun, peralatan membatik kuno, dan besalen atau tempat pembuatan keris. Tersebar juga 45 arca kuno, seperti arca Lembu, Garuda Paksi, dan sejumlah arca Syiwa dan Budha. Ndalem Hardjonegaran terbuka bagi siapapun yang ingin mempelajari batik dan benda pusaka. Dengan senang hati KRA Hardjosoewarno dan istrinya, Ibu Supiyah menyambut kedatangan anda dengan catatan sudah terlebih dahulu membuat janji untuk berkunjung.