SAJIAN WAYANG DAN TARI DI PAWAI HUT JOGJAKARTA KE – 260

Tepat pada tanggal 7 Oktober lalu, bertempat di Tugu Yogyakarta, puncak perayaan ulang tahun Yogyakarta ke–260 digelar. Dengan menampilkan hiburan rakyat berupa pawai dengan tema Wayang Jogja Night Carnival, ribuan warga Jogjakarta turut merayakan bersama dirgahayu kota gudeg ini. Sesuai dengan tema, pawai menampilkan belasan tokoh wayang yang dihadirkan oleh 14 kecamatan di Yogyakarta. Melibatkan 1.200 warga, karnaval dalam rangka memeriahkan HUT Yogyakarta ini dipersiapkan sejak bulan Maret lalu.

pawaiRute yang digunakan untuk jalur pawai adalah sepanjang Jalan Jendral Sudirman melewati Tugu Pal Putih dan Gedung PLN sebagai titik akhir. Setiap kecamatan menampilkan beragam tokoh wayang, mulai dari Anoman
hingga Gatotkaca. Dengan berbagai tampilan, seperti Kecamatan Mergansan yang menghadirkan patung Anoman raksasa. Uniknya, sebagai kecamatan pertama yang hadir, seluruh properti yang digunakan dalam karnaval menggunakan daur ulang. Selain itu, warga Yogyakarta juga menyaksikan antara pertarungan Pandawa dan Kurowo yang disuguhkan dengan menarik oleh Kecamatan Umbulharjo dalam tokoh Srikandi. Tokoh wayang perempuan ini menjadi salah satu sosok yang memberi inspirasi karena menghadirkan perempuan yang kokoh, berani bertarung, dan tidak lemah.

pawai-2Pemilihan tema wayang pada HUT Yogyakarta ini berlandaskan filosofi bahwa wayang merupakan narasi yang mengisi kehidupan semesta. “Melalui acara ini, kami ingin membangun kehidupan dalam keselerasan yang bertujuan untuk kemakmuran bersama,” kata Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti. Beliau menambahkan bahwa dalam acara ini turut dihadiri sejumlah agen biro perjalanan dari berbagai negara di Asia Tenggara untuk ikut mempromosikan kegiatan ini. Sementara itu, dalam sambutannya Gubernur DIY Sri Sultan HB X menyatakan bahwa melalui pawai ini menjadi ajang interaksi antar budaya tradisional dengan media modern karnaval. “Dengan menampilkan tokoh wayang dalam karnaval ini diharapkan dapat menjadi hiburan spektakuler sekaligus mengukuhkan Yogyakarta sebagai kota berbudaya dan peradaban yang penuh toleransi,” jelas Sri Sultan HB X.

pawai-3Konsep street art dalam berbagai bentuk modifikasi wayang, baik dari pengemasan, kostum, tarian, hingga properti disuguhkankepada warga yang malam itu memadati kawasan Tugu Jogjakarta. Tampilan beragam karnaval wayang ini juga dimaksudkan sebagai pendekatan edukasi bagi generasi muda untuk mengenalkan tokoh super hero yang berasal dari Indonesia, khususnya Yogyakarta. Mengusung semangat Segoro Amarto dalam puncak HUT Yogyakarta ini diharapkan dapat memberikan tuntunan dan tontonan yang menarik serta mengeratkan hubungan seluruh elemen di Jogjakarta, baik masyarakat, pemerintah, hingga swasta.

pawai-4Selain suguhan karnaval sebagai puncak acara, menjelang hari ulang tahun Jogjakarta, sepanjang kota gudeg ini dihiasi dengan penjor atau hiasan dari janur kelapa dengan jumlah sesuai dengan usia barunya, 260 buah penjor. Kemeriahan lainnya juga ditampilkan oleh warga dengan mengenakan baju adat Jawa mulai dari Pegawai Negeri Sipil, karyawan swasta, hingga para siswa sekolah. Ada yang mengenakan kebaya, surjan, lurik, hingga blangkon dan aksesoris adat Jawa lainnya.