PESONA KEHARMONISAN MALIOBORO

malioboro

Malioboro, dari waktu ke waktu merupakan untaian kisah perjalanan sejarah serta tautan kenangan yang tiada duanya dan selalu istimewa di hati para pengunjungnya. Keramahan, kesantunan dan kesahajaan orang-orangnya yang memang menjadikan daya pikat tersendiri. Pastinya siapapun yang ke kota Yogyakarta tak rela  jika belum menginjakkan kakinya di salah satu kawasan wisata satu ini, berjuta pesonanya selalu memancarkan ke dalam hati banyak pengunjung. Malioboro memang identik dengan kebesaran dan keharuman namanya yang pasti tak lepas dari kota Yogyakarta beserta keberadaan Kraton Yogyakarta.

 

Selain sebagai cerminan  khas budaya wajah asli kota Yogyakarta, Malioboro telah menjadi pusat perekonomian dan tujuan utama para wisatawan. Disamping adanya pasar tradisional yang hidup harmonis berdampingan dengan denyut modernitas di era global. Tak hanya itu, di celah kepadatannya, di Malioboro banyak pedagang asongan, pedagang kaki lima, lapak-lapak cinderamata, ragam lesehan kuliner, gerobak dorong, bahkan toko-toko dan ruko-ruko yang saling membaur satu sama lainnya.

 

Lalu lalang para pedestrian, becak, andong, sepeda ontel, taksi, mobil dan motor pengunjung ataupun pengguna jalan, angkutan publik, sampai kendaraan mewah harus rela berbagi dengan hiruk pikuk dan keriuhan para wisatawan yang sedang berbelanja disepanjang jalan dua kilometer tersebut.

 

Akan tetapi, meski terkesan ruwet dan teramat sangat padat, keistimewaan serta pesona malioboro tak pernah luntur dan pudar oleh masa. Mengenai sejarah dimana Malioboro juga merupakan sebagai saksi sejarah kejayaan serta kemahsyuran Kraton Nyagogyakarto Hadiningrat dan para rajanya.

 

Hal ini tertulis dalam babad, bahwa Maliboro bersamaan dengan berdirinya Keraton Nyagogyakarta sejak tahun 1755, Sultan Hamengku Buwono I telah menjadikan Malioboro sebagai bagian dari sejajarnya ruas jalan yang membentang dari garis imajiner tata letak kota kerajaan Ngayogyakarta hadir dengan penuh simbol dan filosofi sejarah kehidupan yang tinggi. Disisi lain, Malioboro juga khas akan cerita pada sejarah periode masa penjajah kolonial Belanda tempo dulu.

 

Malioboro sendiri sebagai kawasan jalan yang memanjang tepat berada di sebelah selatan Tugu Pal Putih dan sebelah utara keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Malioboro dari dulu tetap mendegupkan keberagaman budaya, seni, tradisi dan menyematkan rasa nyaman serta asri di era modernisasi masa kini.