Pameran Tunggal Riono Tanggul

PAMERAN TUNGGAL RIONO TANGGUL

Pameran Tunggal Riono Tanggul
Pameran Tunggal Riono Tanggul

Kijang-kijang hasil perburuan digambarkan detail oleh Riono Tanggul Nusantara dalam sebuah pameran tunggal. Ada 6 lukisan diatas kanvas dan 24 gambar diatas kertas yang dipamerkan di Kedai Kebun Forum (KKF) Yogyakarta. Perupa yang akrab disapa Tatang ini menggunakan kapur, media yang jarang digunakan seniman untuk melukis. Di sinilah ia menemukan tantangan dalam berkarya. Ia menggunakan kijang sebagai simbolisasi setelah melihat kondisi seni rupa beberapa tahun belakangan. Dalam visualnya binatang ini digambarkan lunglai tak berdaya ditangan pemburu. Menurutnya apresiasi yang berlebihan pada karya lukis yang sempat terjadi hanya menjadikan karya tersebut sebagai hasil buruan semata. Bukan lagi dilihat dari nilai seni dan pesan yang ingin disampaikan perupanya. “Ini menyangkut pengalaman pribadi saya mengamati pola yang terjadi. Senimannya juga menjadi tidak fokus terhadap karyanya karena ada hal lain yang dikejar,” terangnya.

Pameran Tunggal Riono Tanggul
Pameran Tunggal Riono Tanggul

Apa yang dipamerkan pria lulusan ISI Yogyakarta ini memang berbeda dengan karya yang pernah dibuat sebelumnya. Salah satunya eksplorasi tentang street art yang pernah digelutinya. Menggambar dengan kapur tentu memiliki kekurangan dan kelebihan, salah satu kekurangannya karena bahan ini memang cepat pudar. “Tapi lewat bahan yang tak biasa ini, perupa seperti dituntut kembali belajar dan menggali banyak hal,” kata Tatang. Disini ia pun ingin membuktikan bahwa seniman harus mencoba banyak hal. Perubahan karakter ini menurutnya sudah menjadi hal yang wajar saat berkarya.

Pameran Tunggal Riono Tanggul
Pameran Tunggal Riono Tanggul

Salah satu pemicunya adalah kebosanan dan rasa ingin eksplorasi lebih jauh. Perupa pun akan lebih terbuka untuk mencoba berbagai media baru, teknik, bahkan karakter dan tema dalam berkarya. Yang ia lakukan saat akan berkarya biasanya menentukan tema terlebih dahulu kemudian membuat visualisasi karyanya baru menentukan judul. Kali ini dalam melakukan pendalaman materi ini ada keteguhan hatinya untuk tidak berhenti mencari peluang baru. “Saya merasa merdeka ketika sedang mengeksplorasi hal baru seperti ini, tanpa pikiran apakah karya saya akan langgeng, tahan lama, collectable atau tidak,” paparnya.

Pameran Tunggal Riono Tanggul
Pameran Tunggal Riono Tanggul

Agung Kurniawan selaku Direktur Artistik KKF yang juga kerap kali menggunakan kapur alam berkarya dan menganggap kapur menjadi jalan senyap seorang seniman. “Saya kira Tatang sedang menempuh pilihannya seperti kijang yang lunglai itu, saya mendukungnya dengan mengecat galeri KKF menjadi abu-abu sebagai ruang bermainnya,” kata Agung. KKF percaya bahwa seni adalah bentuk refleksi sosial yang tidak otonom, sehingga seni apapun yang dianggap baik atau buruk dapat dilihat sebagai cerminan pergerakan sosial yang terjadi.