bites-nasi-tradisional-set

NASI TRADITIONAL SET

bites-nasi-tradisional-set

Nasi berbentuk kerucut atau tumpeng biasanya dibuat saat kenduri, sebagai wujud rasa syukur dan terimakasih kepada Tuhan. Tumpeng menjadi tradisi masyarakat Jawa dengan kondisi geografis yang memiliki jajaran gunung berapi. Bentuk kerucutnya melambangkan gunungan atau meru sebagai sifat awal dan akhir, simbolisasi dari seluruh alam semesta dan manusia, yang berawal dari Tuhan dan akan kembali lagi pada Tuhan.

 

Saat memaknainya terkandung harapan dalam berkehidupan akan semakin baik, menanjak naik dan tinggi seperti puncak tumpeng itu sendiri. Kini tumpeng hadir dalam berbagai variasi, begitu pula lauk yang meengkapinya. Seperti pada Nasi Traditional Set ini yang terdiri dari tumpeng nasi merah dan putih yang diberi masakan khas Gunung Kidul yakni oseng papaya beserta kerupuk karak kesukaan permaisuri Sri Sultan HB X, GKR Hemas.

 

Secara terpisah untuk menemani tumpeng disajikan pula gecok ganem, menu khas Kraton Yogya ini berupa cacahan daging sapi yang dibumbui ketumbar, jinten dan dimasak dengan santan kelapa serta belimbing wuluh dan tomat hijau. Konon menu ini merupakan kesukaan Sri Sultan HB IX. Menu lainnya yang melengkapi nasi tumpeng ini merupakan favorit Sri Sultan HB VI-IX adalah lombok kethok, terbuat dari daging sapi yang diolah menjadi sejenis semur dengan potongan cabai merah, hijau dan tomat hijau.