KLENTENG SAM POO KONG DIPERCAYA SEBAGAI MARKAS LAKSAMANA CHENG HO

Bagi yang penasaran destinasi wisata apa saja yang ditawarkan oleh Semarang, salah satunya yang patut menjadi rekomendasi adalah Klenteng Sam Poo Kong, apabila anda di Semarang anda wajib mengunjungi klenteng tua ini. Namun tak banyak yang mengetahui sejarah klenteng yang menjadi tempat ibadah dan ziarah sekaligus sebagai tempat wisata ini.

KLENTENG SAM POO KONG 1

Klenteng yang terdiri atas sejumlah anjungan yakni Klenteng Besar, gua  Sam Poo Kong, Klenteng Tho Tee Kong, dan empat tempat pemujaan ini dikenal juga dengan sebutan Gedong Batu. Banyak yang mengatakan bahwa bangunan ini dulunya merupakan gua batu besar yang terletak pada sebuah bukit batu. Tetapi ada sebagian orang yang mengatakan bahwa sebenarnya asal kata yang benar adalah Kedong Batu atau tumpukan batu-batu alam yang digunakan untuk membendung aliran sungai.
Konon, Klenteng Sam Poo Kong ini dipercaya sebagai tempat awal mendarat dan markas Laksamana Cheng Ho beserta anak buahnya saat berkunjung ke Pulau Jawa. Dahulu pada setiap bulan ke enam hari ke-29 Imlek (Lak Gwee Jie Kauw), selalu dilaksanakan arak-arakan Kongco Sam Poo Tay Djien, untuk memperingati kedatangan Cheng Ho. Arak-arakan dimulai dari klenteng Tay Kak Sie di Pecinan dan akan berakhir di Klenteng Sam Poo Kong.

KLENTENG SAM POO KONG 2

Kongco Cheng Ho, atau yang dikenal sebagai Sam Poo Tay Djien diletakkan di Klenteng Tay Kak Sie karena pada masa lalu, tanah di kawasan Gedong Batu, daerah Simongan, masih dikuasai oleh seorang tuan tanah yang mewajibkan para peziarah tionghoa untuk membayar saat melakukan ziarah ke Gedong Batu. Maka dibuatlah replika kongco (patung) di klenteng Tay Kak Sie, supaya para peziarah tidak perlu membayar dan jauh-jauh ke Gedong Batu untuk melakukan pemujaan terhadap Cheng Ho.

KLENTENG SAM POO KONG 3

Lalu pada 1879, Oei Tjie Sien seorang pengusaha pemilik firma Kian Gwan yang sangat kaya dan dermawan, membeli kawasan Gedong Batu dan dihibahkan kepada komunitas Tionghoa. Sejak saat itu masyarakat Tionghoa kembali bisa beribadah kembali dengan cuma-cuma di Gedong Batu, atau yang saat ini lebih dikenal dengan nama klenteng Sam Poo Kong. Pada 1930, putra dari Oei Tjie Sien, Oei Tiong Ham menghidupkan kembali arak-arakan kongco Sam Poo Tay Djien dari Klenteng Tay Kak Sie hingga Klenteng Sam Poo Kong, dan masih diteruskan hingga kini. Satu hal lagi yang unik dari Klenteng Sam Poo Kong ini dikabarkan menjadi salah satu tempat yang ditetapkan oleh pemerintah Cina sebagai tujuan wisata bagi pelancong asal China, terlebih bagi wisatawan ataupun warga China yang beragama muslim atau tertarik dengan nuansa serta budaya Islam. Hal ini dilatarbelakangi oleh warga muslim China dari propinsi Yunan yang sangat akrab dan mengenal baik serta menyakini bahwa Laksamana Cheng Ho sebagai panglima perang utusan China keturunan Persia memiliki latar belakang Islam. Dari beberapa yang terkuak menampakkan bahwa keberadaan Gedong Batu memiliki hubungan erat antar bangsa Asia pada waktu lampau maupun saat ini. Hal ini juga jelas tertulis dalam prasasti yang terdapat di komplek Klenteng Sam Poo Kong.

KLENTENG SAM POO KONG 4