KARYA PERANCANG PEREMPUAN DALAM JFF 2017

Dalam rangka perayaan 11th Anniversary Plaza Ambarrukmo Yogyakarta diselenggarakan acara Jogja Fashion Festival (JFF) pada tanggal 2 hingga 4 Maret 2017 di Plaza Ambarrukmo Yogyakarta. Pertama kali diadakan pada tahun 2013, rangkaian acara Jogja Fashion Festival (JFF) 2017 telah memasuki tahun ke – 5. Sebagai pusat perbelanjaan yang mengedepankan fashion dan lifestyle, ajang Jogja Fashion Festival (JFF) 2017 menampilkan berbagai busana desainer dan tenant pada gelaran fashion show yang terbagi menjadi beberapa sesi, yakni dibuka dengan sesi Modest Wear Parade dan Archipelago Invention. Kemudian pada hari berikutnya menampilkan sesi Urban Wear dan Youth Invention, serta Urban Wear by APPMI serta Mini Show sebagai sesi di hari ketiga.

perspective 3Hari pertama dibuka dengan sesi Modest Wear yang memeragakan pakaian mode hijab dari para perancang yang berasal dari Yogyakarta dan sekitarnya. Mulai dari NyLima by Heriyenti yang menghadirkan 10 busana terinspirasi dari Batik Tangerang. Motif Batik Tangerang yang disajikan antara lain Nyimas Melati, Cokek, dan Tangerang Herang yang diaplikasikan dalam busana casual. Selanjutnya perancang Dhani Budidarma dengan label Lhemarikoe menampilkan 10 busana casual yang memadukan batik, tye dye, dan kain katun dengan mengusung tema Spiral.

perspective 5Selain koleksi batik dan jumputan juga terdapat rancangan Bridal Muslim dari sesi Modest Wear yakni oleh Ghozart B Bride dengan judul Gaia. Terinspirasi dari mitologi Yunani, Gaia merupakan Dewi perwujudan dari Bumi yang melahirkan Protogenoi atau sekelompok dewa yang lahir pada awal mula terciptanya alam semesta. Dalam rancangannya terdapat beberapa elemen yang diharapkan para pemakainya akan tampak seperti Dewi. Pada malam harinya peragaan busana menampilkan tema Archipelago Invention dari para perancang muda perempuan, antara lain Lola Ilana melalui koleksi Sanggam yang menampilkan gaya modern Batik Kalimantan.

perspective 2Selain itu juga terdapat koleksi Mengalun dari Manda Baskoro yang mengangkat tema Bohemian dengan permainan warna-warna yang cerah dan menarik dengan potongan asimetris. Dalam ajang Jogja Fashion Festival (JFF) 2017, Mengalun by Manda Baskoro menampilkan seri Irama Hati dengan memeragakan busana-busana warna neon dan pop yang merepresentasikan irama hati yang sedang menyala. Koleksi Mengalun ini ditujukan untuk semua kalangan perempuan yang memiliki karakter unik dan kreatif.

perspective 4Pada hari kedua ajang Jogja Fashion Festival (JFF) 2017 perancang Melinda Angelica menghadirkan rancangan dengan tema Soigne yang diambil dari Bahasa Prancis yang berarti “Dressed Elegantly” atau berpakaian dengan elegan. Tema ini terinspirasi dari tren fashion di tahun 1940 hingga 1950an, era dimana setelah perang dunia II muncul gaya “New Look” dari Christian Dior yang membawa perubahan besar di dunia fashion. “Siluet dari koleksi yang diperagakan terinspirasi dari era tersebut dengan potongan klasik sekaligus modern sehingga sesuai untuk para perempuan masa kini,” jelas Melinda Angelica. Melalui busana yang diperagakan, Melinda Angelica berharap supaya para perempuan semakin percaya diri dan cantik mengenakan koleksi rancangannya.

perspectivePerancang kenamaan dari Jakarta, Lenny Agustin hadir sebagai guest designer acara Jogja Fashion Festival (JFF) 2017 menampilkan koleksi Sugar Skull Of Frida yang terinspirasi dari pelukis Frida Kahlo dan The Day Of The Dead, sebuah perayaan kematian dari Meksiko. Potongan karya yang dipresentasikan kali ini mengadaptasi gaya Meksiko dipadukan dengan batik dari Pulau Jawa dan tenun dari Lampung. Melalui karya Sugar Skull Of Frida, Lenny Agustin ingin menularkan semangat Frida yang memiliki karakter yang kuat, mandiri, dan menginspirasi para perempuan untuk terus berkarya.