KARYA MUSIK DAN CERITA FRAU

“People are always looking for the single magic bullet that will totallychange everything. There is no single magic bullet.” – Temple Grandin

KARYA MUSIK DAN CERITA FRAU

Perempuan ayu asli Yogyakarta ini dikenal sebagai musisi yang memainkan piano sekaligus bernyanyi dengan suara yang memukau. Ia mengenal musik sejak lahir dari sang Ayah yang seorang pemain dan pembuat gamelan. Saat ini, perempuan yang memiliki hobi membaca cerpen dan merajut ini sedang disibukkan dengan menjalankan riset S3 untuk kandidat doktor di Freie Universität Berlin dan menjalankan kegiatan bersama lembaga kajian musik LARAS, Studies of Music in Society yang dibentuk bersama dengan Rizky Sasono dari band Risky Sumerbee & The Honeythief (RSTH).

KARYA MUSIK DAN CERITA FRAU2

Sejak kapan berkenalan dengan musik sampai akhirnya memilih piano sebagai instrumen dalam bermusik?
Ayah saya seorang pemain dan pembuat gamelan dan ibu saya datang ke Indonesia untuk belajar gamelan. Jadi, saya kira, sejak beberapa hari setelah lahir pun saya sudah berkenalan dengan musik. SD hingga SMP, saya les piano klasik. SMP, saya malas latihan piano klasik dan mulai mengeksplorasi instrumen dan disiplin musik lain. Saat SMP, ini saya pikir merupakan waktu-waktu paling penting dalam pengembangan insting saya dalam bermusik; ketika latihan untuk teknik sudah membuat saya malas. Saat SMA, saya mulai menulis lagu dengan gitar dan piano. Sampai akhirnya saya lebih nyaman dengan piano untuk menciptakan lagu karena saya merasa telah lebih lama dan dekat mengenalnya.

Anda dikenal sebagai Frau di panggung musik, apa makna Frau bagi anda?
Frau berarti Nyonya dalam Bahasa Jerman. Bagi saya, dalam kata itu tersirat tiga makna: perempuan, dewasa, dan tegas. Ini doa.

Saat ini, selain bermusik dan melanjutkan sekolah, anda juga bergabung dengan LARAS,
sebuah kajian musik, bisa diceritakan tujuan dari kajian ini untuk masyarakat terutama anak muda?
Tahun 2014 akhir, saya dan mas Rizky membentuk lembaga kajian musik LARAS. Saat ini, kelompok kerja LARAS terdiri atas lima anggota. Bersama-sama, kami mengorganisir diskusi, menyelenggarakan penelitian, dan mengeksplorasi kemungkinankemungkinan penelisikan juga diseminasi informasi lain. Kami di LARAS percaya bahwa kaitan antara musik dan masyarakat sangat dekat, ia dapat ditemui dalam hampir seluruh pengalaman sehari-hari kita. Namun, karena beberapa alasan tertentu, bagi beberapa orang, musik masih dilihat sebagai sebuah entitas yang jauh dari kita, yang hanya ada di layar televisi dan media massa lain. LARAS bertujuan mengeksplorasi wacana-wacana sosial relevan dan aktual yang berkaitan dengan musik dan masyarakat, untuk mengaburkan batasan tersebut.

Sebagai sosok kreatif, bagaimana cara anda menggali dalam proses mendapatkan ide ketika menciptakan sebuah karya musik?
Kebetulan karena saya suka melakukan berbagai macam kegiatan, saya tidak terlalu suka menggali terlalu dalam untuk mencari ide. Jadi, ya saya terus-terusan belajar atau istirahat, menjaga hubungan sosial dengan orang-orang sekeliling, menjaga kesehatan mental dan fisik pribadi, untuk mengkondisikan pikiran dan perasaan saya dihinggapi gagasan yang menarik untuk saya wujudkan dalam karya kreatif. Kalau tidak muncul, ya sudah, mengerjakan hal lain.