JOGJA JAPAN WEEK

Jogja Japan Week (17) as Smart Object-1

BERBAGI KESAMAAN DAN KEISTIMEWAAN

Akar budaya dan tradisi yang kuat sama-sama dijaga oleh Yogyakarta (Indonesia) dan Kyoto (Jepang). Dua kota tersebut bahkan mendapat sebutan sister province, karena terdapat banyak kesamaan yang membuat dua kota ini pada tahun 1985 sepakat untuk bersahabat. Salah satunya karena keduanya pernah menjadi ibukota di masing-masing Negara dan setelah melalui sejarah panjang, kini kerjasama tersebut bukan lagi hubungan antar negara melainkan antar individu masyarakatnya.

Tiap dua tahun sekali, keduanya mengkolaborasikan budaya dan tradisinya sebagai perayaan bersama hingga memasuki 30 tahun usia persahabatan tersebut. kembali digelar Jogja Japan Week (JJW) 2015 dengan mengangkat tema ‘Berbagi Kesamaan dan Keistimewaan’ di Graha Sabha Pramana UGM Yogya, 3-5 September 2015. Tema ini dipakai untuk memperkokoh persahabatan dengan segala keistimewaannya. Kemudian dipilih prajurit Langenastran dan prajurit samurai Kyoto yang sama-sama tangguh menjaga persahabatan sebagai maskot.

Dewasa ini menurut data Pusat Kebudayaan Jepang, ada sekitar ratusan ribu warga Indonesia yang mempelajari bahasa dan kebudayaan Jepang. Begitu juga sebaliknya, makin banyak pula warga Jepang yang mempelajari bahasa dan budaya Indonesia. JJW menjadi salah satu acara yang membuktikan ketulusan kedua negara tersebut. Masyarakat Yogyakarta juga bisa melihat bagaimana Jepang mampu bertahan ditengah kemajuan teknologi. Hal ini bisa jadi neraca pembanding dan ruang refleksi bagi masyarakat Yogya apakah cukup teguh memegang budaya dan tradisinya.

JJW 2015 tetap fokus pada edukasi, menjaga seni dan tradisi serta hiburan. Dibuka dengan pawai bregodo prajurit Ganggang Samudra dari Langenastran, cosplayer dan grup Taiko Indonesia Umaku Esia. Seniman Yogyakarta yang turut memeriahkan JJW antara lain Kinanthi Sekar Rahina, Anter Asmorotedjo dan Jemek Supardi. Sedangkan seniman Jepang yang terlibat diantaranya Ai Hasuda, Hayachine Kagure Take, Ogawa Daisuke dan Fain Star. Pengunjung juga dibawa dalam suasana 4 musim di Jepang. Hadir pula aneka workshop diantaranya origami, furoshiki, oshie dan kurumie. Tak ketinggalan ditampilkan pula peragaan busana Jepang yang dipakai oleh model-model dari Yogyakarta yang kian meramaikan acara tersebut.