Film merupakan media yang menampilkan gambar hidup atau foto yang bergerak. Film juga menjadi media hiburan bagi kita yang ingin mencari inspirasi baru dan menyegarkan pikiran. Tidak sedikit orang yang bekerja di balik produksinya sebuah film. Ada beragam jenis film yang dapat kita nikmati, salah satunya film Dokumenter. Film Dokumenter sangat efektif untuk menyampaikan sebuah pesan.
Desember 2019 yang lalu, Festival Film Dokumenter kembali digelar. Tanpa terasa Festival Film Dokumenter telah memasuki usia yang ke 18, sejak pertama kali pada tahun 2002. Pada acara kali ini terdapat 15 program acara yang disajikan dalam FFD 2019, meliputi Kompetisi, perspektif, spektrum, the feeling of reality (VR), dan masih banyak acara lainnya. Acara ini telah menayangkan seluruhnya terdapat 91 film dokumenter dari 22 negara. Dalam kompetisi tahun ini FFD 2019 telah menerima lebih dari 200 film pendaftar yang kemudian terpilihlah 26 film dokumenter yang terbagi menjadi beberapa kategori.
Tidak hanya kompetisi, sama seperti di tahun-tahun sebelumnya acara ini juga mengadakan program pemutaran film, diskusi, dan edukasi sebagai ruang pengembangan dokumenter, medium ekspresi, dan ekosistem pengetahuan. Salah satu yang menarik dari acara ini yaitu adanya program The Feeling of Reality, penyampaian pesan melalui film dokumenter mengenai hak-hak kaum disabilitas secara Virtual Reality (VR). Program ini ingin membawa penonton lebih dekat serta merasakan keseharian yang dialami oleh penyandang disabilitas.
Dalam program prespektif mengangkat isu kesehatan mental yang terjadi di lingkungan kita dengan 6 pilihan film berjudul 48 years – silent dictator (2018), Anxiety of Concrete (2017), China Man (2019), dan Good Neighbours (2018). Seluruh rangkaian program acara Festival Film Dokumenter 2019 diselenggarakan pada tanggal 1-7 Desember 2019 yang bertempat di Taman budaya Yogyakarta, IFI-LIP Yogyakarta dan Kedai Kebun Forum. Malam penghargaan diadakan pada hari terakhir yang juga bersamaan dengan acara Penutupan Festival.
