ENKA KOMARIAH

“Muda bertalenta dalam dunia seni”

Enka Komariah, lahir dan dibesarkan di Klaten 20 Januari 1993, seniman muda yang berhasil meraih Young Artist Award pada ARTJOG MMXIX. Mempunyai beberapa kolektif, seperti SKA (Street Art Klaten), Barasub, serta Gegerboyo di Yogyakarta.

Awal menyukai seni atau berkarya seperti apa?

Aku dapat hobi menggambar mungkin dari bapak, karena dia illustrator. Dia bekerja di percetakan. Dia buat gambar-gambar ilustrasi buku-buku pelajaran sekolah. Karena bapak suka gambar, aku mungkin juga secara nggak langsung tahu dikit-dikit, seperti alat-alat, piranti-piranti. Terus lama-lama juga mulai ikut-ikutan. Mulai TK mungkin mulai suka menggambar. Terus saat bapak ngajak ke kota, ada bakul-bakul pinggir jalan, terus ada poster wayang, terus aku pengin itu, poster wayang. Lalu sama bapak dibelikan satu set model wayang.

Suka menggambar di media apa?

Aku dari dulu di kertas. Sampai sekarang nggak tahu kenapa (sukanya media) kertas. Tapi ngnggak menutup kemungkinan menggunakan media lain untuk berkarya. Pakai kanvas juga sih, tapi kebanyakan pakai kertas, ilustrasi hitam-putih. Aku nggak begitu sreg dengan begitu banyak warna sebetulnya. Kalau aku pakai warna biasanya monochrome. Mural sejak tahun 2009/2010-an, mulai menggambar di jalan. Dari Jogja ke Klaten itu perpindahan budaya, perpindahan pergaulan dari Klaten yang seperti itu terus ke Jogja dengan hingar binger seninya.

Karya-karya yang pernah dipamerkan apa saja?

Ada beberapa, dan biasanya aku juga nampilin karya-karya ilustratif. Yang kemarin itu Artjog. Terus pameran Diponegoro, di Jogja Galeri. Aku juga pernah pameran sama Gegerboyo itu ngomongin panji. Kalau Barasub kemarin bikin kompilasi komik. Terus sama SKA itu ikut di pameran ngomongin Rustamadji, salah satu maestro dari Klaten.

Susah-senangnya dalam berkarya?

Kalau nggambar itu lebih enjoy di mural, kalau di kertas lebih ada tekanan tersendiri, padahal medianya lebih kecil. Gambar di tembok besar mungkin bisa satu hari, tapi kalau di kertas itu bisa tiga hari. Ada perasaan senang, bangga, ketika karyaku juga itu bisa dinikmati orang dan orang itu bisa paham dengan apa yang aku bikin. Pesan yang aku visualkan itu tersampaikan ke audience. Kadang tanpa aku kasih tahu, mereka menerka-nerka sendiri. Tertarik untuk menggabung-gabungkan simbol-simbol yang aku buat. Intinya, kalau berkarya PD (percaya diri) aja, nggak usah malu. Semua orang punya ciri khasnya masing-masing.