BERKONTRIBUSI UNTUK INDONESIA MELALUI PERTANIAN

ASRI SARASWATI ISKANDAR

asriBerawal dari keikutsertaannya dalam Gerakan Indonesia Mengajar menginspirasi Asri Saraswati Iskandar untuk bekerja di desa sebagai petani. Sebagai negara agraris, Indonesia diselimuti kekayaan alam terdiri dari daratan, laut, dan pantai, menjadikan tanah air sebagai negara khatulistiwa terbesar di dunia. Luasnya lahan hijau di Nusantara dan keprihatinan Asri terhadap jauhnya pilihan generasi muda untuk mengelola pertanian di desa memunculkan niatnya untuk membentuk sebuah wadah yang salah satunya mengajak para pemuda untuk bertani dengan perspektif global, yaitu Agradaya yang berlokasi di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta.

Apa itu Agradaya?

Dari kata Agra yang berarti pertanian dan Daya yang diambil dari kata memberdayakan, artinya memberdayakan atau mengupayakan pertanian. Ini adalah sebuah organisasi yang memiliki tujuan mengembangkan sumber daya desa di sektor pangan dan pertanian. Saya lebih senang Agradaya disebut sebagai community entreprise, karena kami punya lini bisnis dan learning centre. Sebutan community entreprise lebih terasa ada movement-nya dengan mengajak anak-anak muda untuk melihat agrikultur sebagai sebuah pilihan pekerjaan atau penghidupan.

Bagaimana awal mulanya muncul ide Agradaya ini?

Founder dari wadah ini adalah saya dan Dhika, kami berdua bukan dari latar belakang pendidikan pertanian. Saya lulusan Teknik Kimia dan Dhika lulusan Teknik Mesin. Semula kami bekerja di Jakarta, namun akhirnya berpikir bahwa kami tidak ingin menghabiskan waktu dengan rutinitas begini seumur hidup kami. Akhirnya kami pindah ke daerah Minggir dengan belum ada ide ingin berbuat apa di desa. Lalu akhirnya muncul ide mengembangkan pertanian karena kebetulan Minggir ini dijadikan salah satu lumbung pangan untuk Yogyakarta oleh Pemerintah Sleman.

Saat ini Agradaya sedang fokus di kegiatan apa saja?

Saat ini, fokus kami bersama dengan ibu-ibu di desa membuat Kombucha atau minuman sehat (fermentasi) yang bekerja sama dengan salah satu cafe vegetarian membuat Kombucha Bunga Telang dan Rosella. Selain itu, bermitra dengan petani rempah-rempah di Kulon Progo yang hasilnya kami lakukan ekspor ke Belgia. Lalu, emping yang kami kirim ke Jakarta, namun itu dilakukan hanya pada saat musim melinjo.

Setelah menggeluti beberapa tahun di bidang pertanian, dalam rangka kemerdekaan tanah air, apa pesan anda untuk masa depan pertanian Indonesia?

Pertanian di Indonesia supaya maju harus dilakukan kolaborasi, dalam mencapai perubahan kita tidak bisa sendiri. Harus tercipta kolaborasi atau gotong royong supaya dapat mengurai kemacetan regenerasi petani. Masa depan Indonesia terutama di bidang pertanian dimulai dari anak muda yang tidak hanya menuntut tetapi juga menciptakan perubahan.

Apa cakupan kegiatan Agradaya untuk anak muda?

Kami memiliki Komunitas Anak Bumi yang saat ini sedang postpone. Program ini fokus untuk anak muda, digawangi oleh teman kami Vera yang memiliki passion di bidang anak-anak. Komunitas ini berawal dari kegelisahan mengenai banyaknya generasi tua di bidang pertanian, sedangkan anak-anak mudanya di kota. Kalau kondisinya begitu, bagaimana masa depan pertanian di desa? Maka salah satu jalannya melalu anakanak muda dengan memiliki harapan besar anak muda dapat tinggal di desa dengan menjadi petani profesional dan bertani dapat menjadi pilihan kerja. Selain itu kami menjadi founder dari petanimuda.org, yang baru kami mulai sekitar setahun. Ini merupakan kerja kolektif dari berbagai kota, seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Malang, Solo. Di laman ini kami menunjukkan banyak profil mengenai anak muda dan pertanian.

Apa rencana selanjutnya untuk Agradaya?

Bisa menjadi pusat pembelajaran untuk siapapun terutama bagi orang-orang desa untuk belajar pertanian, teknologi, dan lainnya. Semakin banyak petani yang bisa berada di gerbong yang sama untuk bersama-sama meningkatkan kesejahteraan hidup. Selain itu, unit bisnis kami menjadi lebih solid dengan semakin banyak petani yang terlibat.